MAKALAH IoT (Internet of Things)
Kualitas Udara (Karbon monoksida,Karbon dioksida, Metana)
Dosen Pengampu :
Endang Kurniawan, MM, M.Kom., CEH, CHFI,
CIPM.
Disusun Oleh :
Yulie
Indah Nursanti (4117018)
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
PRODI
SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS
PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG
TAHUN
AKADEMIK
2019
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Polusi atau pencemaran juga
merupakan perubahan komposisi dari zat udara sehingga kualitas dari zat
tersebut menjadi berkurang atau tidak bisa lagi diperuntukkan sesuai fungsinya.
Pada tahun 2010, sekitar 3,3 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat
kontak yang terlalu lama pada debu dan zat pencemar di udara. Sementara itu,
polusi udara di Indonesia menempati posisi 8 paling mematikan di dunia dengan
angka kematian rata-rata 50 ribu jiwa tiap tahun.
Tingkat polusi udara yang begitu
tinggi di Indonesia telah menyebabkan penyakit pernapasan yang diderita
penduduk. Salah satu kematian manusia yang disebabkan polusi dan pernapasan
adalah Pneumonia. Pneumonia merupakan penyebab dari 15% kematian balita, yaitu
sekitar 922.000 balita di tahun 2015. Pneumonia adalah infeksi akut
yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli) dan disebabkan oleh
berbagai mikroorganisme seperti
virus, jamur dan
bakteri. Penderita pneumonia mengalami peningkatan yang tajam pada tahun
2015. Tingginya tingkat polusi juga disebabkan oleh banyaknya emisi gas buang
yang diberikan oleh kendaraan bermotor. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS),
setiap tahun terjadi peningkatan penggunaan kendaraan bermotor. Pada tahun
2012, penggunaan kendaraan mencapai 94.373.324 kendaraan di Indonesia. Tahun
2013 meningkat menjadi 104.118.969 kendaraan. Emisi gas buang adalah sisa hasil
pembakaran bahan bakar di dalam mesin pembakaran dalam, mesin pembakaran luar
yang dikeluarkan melalui sistem pembuangan mesin. Emisi gas buang terdiri dari:
hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), dan Oksigen
(O2) .
Dengan adanya berbagai masalah
diatas, maka muncul sebuah gagasan untuk membuat sembuah rancangan aplikasi
yaitu CekPolusi web version di tautan http://cekpolusi.addi.is.its.ac.id/. Pada
makalah ini dilanjutkan dengan CekPolusi berbasis Android atau CekPolusi
(android) yang dapat menampilkan informasi secara akurat dan interaktif
mengenai kualitas udara yang bersifat realtime, dampak, serta cara mengantisipasinya.
Selain pengguna dapat mengetahui tingkat polusi udara di kota tinggalnya,
aplikasi ini juga mengajak masyarakat untuk mengurangi jumlah emisi kendaraan
dengan gamifikasi berjalan kaki. Gamifikasi ini ditampilkan bersamaan dengan
perbandingan emisi motor dan mobil yang tidak dikeluarkan jika berjalan kaki.
Untuk masyarakat di lingkup yang lebih banyak lagi, terdapat fitur Air Campaign
dengan memberikan event yang mendukung mengurangi polusi udara. Dengan mengajak
masyarakat lain, maka secara tidak langsung aplikasi ini membantu mengubah
perilaku masyarakat agar dapat menjaga lingkungannya lebih baik lagi dengan
berjalan kaki.
B.
Rumusan Masalah
Membuat sembuah rancangan aplikasi
CekPolusi berbasis android yang dapat menampilkan informasi secara akurat dan
interaktif mengenai kualitas udara yang bersifat realtime, dampak, serta cara
mengantisipasinya..
C. Tujuan
Membantu meningkatkan kesadaran
mengenai pentingnya kualitas udara yang baik dan membantu mengubah perilaku
masyarakat agar dapat menjaga lingkungannya lebih baik lagi dengan berjalan
kaki..
D.
Manfaat
Aplikasi CekPolusi ini diharapkan
dapat bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya kualitas
udara yang sehat dan mempermudah manusia dalam mengetahui tingkat polusi udara
di sekitarnya.
BAB 2
PEMBAHASAN
A.
Karbon Monoksida (CO)
Karbon
monoksida adalah pembunuh yang tidak tampak, karena keberadaannya tidak dapat
dideteksi dengan penglihatan atau bau. Lazimnya orang mengaitkan keracunan
karbon monoksida dengan mobil yang beroperasi di daerah tertutup atau pemanas
ruangan (heater) yang dirancang kurang baik. Namun demikian setiap hari jutaan
manusia menghirup udara yang tercemar dengan karbon monoksida (Arty, 2005:398).
Karbon
monoksida merupakan senyawa molekul kembar yang berupa gas, tidak berwarna,
tidak berbau, mudah terbakar, dipakai dalam pembuatan berbagai macam senyawa
organik dan anorganik. Gas ini juga sangat toksik terhadap manusia. Setelah
udara dihirup, karbon monoksida berikatan dengan molekul hemoglobin pada sel
darah merah, menggantikan oksigen. Karbon monoksida mengikat hemoglobin dua
ratus kali lebih efektif daripada oksigen. Hal ini mencegah butir darah merah
membawa oksigen ke jaringan tubuh. Oleh karena itu karbon monoksida merupakan
racun yang kerjanya cepat.
Karbon monoksida terbentuk, bila senyawa yang
mengandung karbon dibakar dalam udara yang mengandung sedikit oksigen (miskin
oksigen). Pada puncak kesibukan jalan-jalan di jalan raya, karbon monoksida
diudara dapat mencapai 100 ppm. Di USA mobil baru harus dilengkapi dengan
pengubah katalitik, yang merubah karbon monoksida toksik menjadi karbon
dioksida yang tidak toksik. Karbon monoksida juga terdapat pada asap rokok.
Seseorang setelah menghisap rokok, memerlukan beberapa jam untuk menggantikan
karbon monoksida yang terikat pada hemoglobinnya. Pada jam sibuk, udara di
jalanan mengandung karbon monoksida yang menyebabkan kepala terasa pening, atau
merasa ingin muntah.
B.
Karbon
Dioksida (CO2)
Pada
bentuk padat dan cair, karbon dioksida bersifat sangat mudah menguap sehingga
dapat melepaskan gas dengan segera. Pada konsentrasi 2-10 % dapat menimbulkan
rasa asam, dyspnea, sakit kepala, vertigo, mual, kesulitan bernafas, lemah,
mengantuk, mental confusion, peningkatan tekanan darah, peningkatan denyut
jantung, peningkatan laju pernafasan. Paparan 10% karbon dioksida selama
beberapa menit dapat menyebabkan gangguan penglihatan, tinnitus, tremor, keringat berlebih, gelisah,
parestesi, ketidaknyamanan secara umum, hilang kesadaran, dan koma. Pada
konsentrasi 25-30 % dapat menyebabkan koma dan konvulsi dalam satu menit.
Takikardia dan aritmia juga mungkin terjadi. Pada konsentrasi 50% dapat
menimbulkan gejala hipokalsemia termasuk spasme karpopedal (Badan POM RI,
2010).
Kelebihan
karbon dioksida untuk waktu tidak lebih dari 5 menit dapat menimbulkan efek
pada penglihatan berupa penyempitan area penglihatan, pembesaran blind spot, fotofobia, hilangnya konvergensi
dan akomodasi, berkurangnya adaptasi terhadap gelap, sakit kepala, insomnia,
perubahan kepribadian, sebagian besar depresi dan iritabilitas. Meskipun
terdapat cukup oksigen untukmencegah terjadinya asfiksia karena karbondioksida,
konsentrasi tinggi dapat menimbulkanefek berat melalui gangguan eliminasi
normal daritubuh.
Pada
mulanya, peningkatan konsentrasi paparankarbon dioksida menimbulkan peningkatan
lajudan kedalaman ventilasi. Melewati titik tertentu,dapat berbalik menjadi
hipoventilasi yang menghasilkan pernafasan asidosis. Kematiankarena asfiksia
dapat terjadi jika konsentrasi dandurasi paparan memadai.
C.
Metana
(CH4)
Sampah adalah salah satu sektor hasil dari aktivitas manusia yang
berkonstribusi dalam pemanasan global. Sampah menyumbang gas rumah kaca dalam
bentuk gas metana (CH4) dan gas karbondioksida (CO2). Sampah yang tertimbun
dalam jangka waktu tertentu akan mengalami dekomposisi dan menghasilkan gas-gas
yang menyebar diudara, Gas-gas yang dihasilkan dari proses degradasi sampah
organik diantaranya yang paling banyak dihasilkan yaitu gas metanaa (CH4) dan
karbon dioksida (CO2). Gas metana yang dilepaskan ke udara begitu saja memiliki
emisi gas rumah kaca sebesar 21 kali lebih buruk dari CO2.
Metana merupakan komponen utama dari gas alam. Komposisi gas alam adalah:
75% methane, 15% ethane, 5% hidrocarbon lain seperti: propane, butane.
Pembakaran satu molekul metana dengan oksigen akan melepaskan satu molekul CO2 (karbondioksida) dan dua molekul H2O
(air): CH4 + 2O2 → CO2
+ 2H2O Metana termasuk salah satu
gas rumah kaca atau (greenhouse gas) disingkat GHG dan merupakan penyebab terbesar pemanasan
global dalam beberapa tahun terakhir.
Metana adalah molekul tetrahedral dengan empat ikatan C-H yang
ekuivalen. Struktur elektroniknya dapat dijelaskan dengan 4 ikatan orbital
molekul yang dihasilkan dari orbital valensi C
dan H yang saling melengkapi. Energi orbital
molekul yang kecil dihasilkan dari orbital 2s pada atom karbon yang saling
berpasangan dengan orbital 1s dari 4 atom hidrogen.
D. PENELITIAN
·
Penelitian Sebelumnya
Penelitian sebelumnya dengan topik yang serupa
dilakukan oleh Hafidz et al. dan Erwin et al. dengan beberapa hasil, sebagai
berikut:
Tabel 1. Hasil Penelitian
Sebelumnya
Nama Peneliti
|
Judul
|
Hasil
|
Hafidz et al.
|
CekPolusi: A Web Application Development for Visualizing Air
Pollution Data (Case Study: The City of Surabaya)
|
Menampilkan informasi yang akurat serta interaktif mengenai
polusi udara, dampak, serta cara mengantisipasinya yang bersifat semi real
time.
|
Erwin et al.
|
Rancang Bangun Sistem Monitoring
Kualitas Udara Menggunakan
Teknologi Wireless Sensor Network
(WSN)
|
Teknologi Wireless Sensor Network dapat digunakan untuk
mengimplementasikan suatu sistem monitoring kualitas udara.
|
·
Emisi
Emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar di dalam
mesin pembakaran dalam, mesin pembakaran luar, mesin jet yang dikeluarkan
melalui sistem pembuangan mesin. Bahan bakan yang dikeluarkan mesin merupakan
karbon monoksida (CO), hindrokarbon, oksida nitrogen (NOx) dan sulfur (SOx),
dan partikulat debu termasuk timbel (PB). Menurut studi Tata pada tahun 2012
cara menghitung kadar emisi jenis kendaraan, sebagai berikut: 1) Sistem menghitung kadar
emisi jenis kendaraan roda dua
1) Nilai faktor emisi (EF) telah ditentukan senilai 2003,4 g/liter.
Nilai konsumsi BBM untuk pendendara motor senilai 0,0266 liter/km. Setiap motor
yang berjalan tiap satu meter, maka akan ada pengalian 0,0533 g/jam, dengan
rumus:
𝐸 = 𝑛 × 𝐸𝐹 × 𝐾 (1)
E =
jumlah emisi (g/jam.km) n =
jumlah kendaraan (smp/jam)
EF =
Faktor Emisi (g/liter)
K =
Konsumsi Bahan Bakar (liter/km)
2)
Sistem menghitung kadar
emisi jenis kendaraan mobil penumpang
Nilai jumlah faktor emisi (EF) telah ditentukan
senilai 2203,4 g/liter. Sedangkan nilai konsumsi BBM untuk mobil penumpang
sebesar 0,1179 liter/km. Setiap mobil yang berjalan tiap satu meter, maka akan
ada pengalian 0,2362 g/jam. Untuk menghitungnya bisa menggunakan rumus pada
persamaan (1).
3)
Sistem mengkonversi
jumlah langkah ke dalam emisi kendaraan Jumlah setiap satu langkah senilai 40
sentimeter.
𝐸 = 𝑠 × 𝑛 × 𝐸𝐹 × 𝐾 (2)
E = jumlah emisi (g/jam.km) s = jumlah langkah
n = jumlah kendaraan (smp/jam)
EF = Faktor Emisi (g/liter)
K = Konsumsi Bahan Bakar (liter/km)
·
Gamifikasi
Gamifikasi adalah sebuah proses penggunaan teknik
desain game dan mekanisme game pada konteks nongame untuk mengikat pengguna
untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan Nugroho menyatakan bahwa gamifikasi
adalah sebuah upaya untuk mengimplementasikan konsep game yang tepat agar mampu
menghadirkan proses yang menyenangkan serta keuntungan yang nyata bagi semua
pihak yang terlibat di dalamnya. Gamifikasi dapat memotivasi pengguna untuk
melakukan sesuatu tanpa harus ada pembimbing. Gamifikasi dapat membuat proses
pembelajaran menjadi interaktif meskipun dilakukan dengan mekanisme computer-based.
·
Firebase
Firebase adalah sebuah penyedia layanan berupa database realtime dan backend yang dapat digunakan pada berbagai platform. Backend sendiri adalah sebuah bagian
dalam code aplikasi yang berhubungan
langsung dengan isi database. Dengan Firebase,
pengembang aplikasi tidak perlu membuat backend
sendiri melainkan memakai API yang telah disediakan oleh Firebase sehingga pengembangan aplikasi dapat dipersingkat. Firebase dikembangkan dengan menggunakan
database MongoDB sehingga Firebase
menggunakan tipe database NoSQL.
Karena memakai tipe database NoSQL
maka struktur database dari Firebase bersifat fleksibel dan cepat
sehingga cocok untuk digunakan pada aplikasi berbasis mobile.
E. Metode Penelitian
Pelaksanaan pembuatan aplikasi CekPolusi
(android) menggunakan metode prototipe dengan mengacu alur diagram pada Gambar
1.
Gambar 1. Metodologi SDLC Prototipe
·
Penggalian Kebutuhan
Tahapan awal dari pembuatan aplikasi ini, kami melakukan
penggalian kebutuhan sistem aplikasi CekPolusi
(android) dengan cara mengunjungi ke Badan Lingkungan Hidup
Surabaya dan Dinas Kesehatan Surabaya.
Disana kami mendapatkan data berupa kualitas
polusi udara mulai 1 April 2017 hingga 30 April 2017 untuk setiap polutan yaitu
karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NO2), ozone (O3),
Particulat Matter (PM10), dan belerang dioksida(SO2).
Selain itu, kebutuhan emisi gas buang didapatkan dengan kerjasama dengan big event Departemen Teknik Lingkungan
ITS yaitu Environation ITS. Emisi gas buang bahan bakar dibagi menjadi dua
yaitu bensin dan solar. Bensin memiliki kandungan polutan meliputi hidrokarbon
(HC), karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), dan oksigen (O2).
Kebutuhan gamifikasi juga diperlukan untuk menunjang fitur My Emission dan Let’s Walk.
·
Analisis Sistem
Setelah tahapan penggalian kebutuhan, kami melakukan analisis
sistem untuk menghasilkan kebutuhan fungsional dan non-fungsional dari sistem
aplikasi CekPolusi (android). Luaran dari tahap ini adalah terbentuknya use
case untuk kebutuhan.
·
Desain Sistem
Gambar 2. Fitur CekPolusi (android)
Tahapan desain merupakan tahap untuk mengubah
kebutuhan pengguna yang masih berupa konsep menjadi sebuah mockup atau desain awal. Pada tahapan desain ini dibagi menjadi 2
tahap yaitu logical design dan physical design. Logical design adalah
menentukan semua fitur fungsional dari sistem. Hasil dari tahapan ini adalah
deskripsi fungsional mengenai data dan proses yang ada dalam sistem, kemudian
deskripsi detail yang meliputi input, proses, dan output. Physical design adalah spesifikasi logical diubah kedalam detail teknologi dimana pemrograman dan
pengembangan sistem dapat diselesaikan, dalam tahap ini menghasilkan deskripsi
teknikal mengenai teknologi software dan hardware yang digunakan, deskripsi
spesifikasi sistem berupa modul program, berkas-berkas, sistem jaringan dan
sistem perangkat lunak. Dari kebutuhan fungsional dan non-fungsional, kami
melakukan desain sistem yang akan kami ciptakan yang diilustrasikan pada gambar
2.
Dari kebutuhan fungsional dan non-fungsional, kami melakukan
desain sistem yang akan kami ciptakan yang diilustrasikan pada gambar 2.
1) Fitur Home. Dalam Home
akan menampilkan informasi singkat mengenai kualitas udara dan kondisi polusi
berupa AQI.
2) Fitur Do You Know,
masyarakat mendapatkan informasi mengenai hal-hal terkait dengan udara sehat
dan polusi udara.
3) Fitur Activity
Recommendation. Pada fitur ini, sistem akan menampilkan nilai AQI saat ini
sesuai dengan lokasi dan memberikan rekomendasi kepada pengguna apa yang
boleh/tidak boleh dilakukan
4) Fitur Air Campaign.
CekPolusi dapat memberikan petisi kampanye yang berisikan deskripsi serta
jadwal berupa hari, tanggal dan jam untuk pengguna yang ingin melakukan
kampanye gerakan tersebut.
5) Fitur Let’s Walk,
merupakan fitur gamification berupa
kumpulan misi untuk pengguna melakukan aksi berjalan kaki.
6)
Fitur My Emission, merupakan fitur gamifikasi
dengan memasukkan nilai tempuh kendaraan dan sistem mengkonversi ke dalam nilai
emisi.
·
Pembuatan Prototipe Sistem
Setelah melakukan desain sistem, kami membuat
prototipe aplikasi CekPolusi (android) dengan cara menyesuaikan dengan
kebutuhan fungsional dan non-fungsional yang telah kami analisis dan desain
dengan arsitektur aplikasi yang digunakan. Berdasarkan fitur fungsional dari
sistem yang diinginkan oleh pengguna, kemudian dijadikan prototipe yang
selanjutnya akan dievaluasi oleh pengguna terkait dengan kesesuaiannya.
·
Evaluasi Prototipe Sistem
Evaluasi dari prototipe aplikasi CekPolusi
(android) akan dilakukan secara berkala setelah tahap pembuatan prototipe
selesai. Hasil dari evaluasi ini nanti akan menjadi bahan perbaikan untuk
membuat prototype selanjutnya.
·
Perbaikan Sistem dan Desain Prototipe
Apabila prototipe aplikasi CekPolusi (android)
terdapat kekurangan, maka perbaikan desain sistem dan prototipe akan dilakukan
berulang.
·
Implementasi Sistem
Implementasi sistem akan dilakukan dengan
mengubah desain sistem menjadi aplikasi yang sebenarnya melalui proses coding.
Aplikasi yang digunakan adalah Android Studio dengan database Firebase. Setelah
implementasi selesai, dilakukan pengujian sistem kepada pengguna.
F.
HASIL DAN PEMBAHASAN
·
Penggalian Kebutuhan
Tabel 2 menunjukkan hasil kadar polusi yang diperoleh dengan
sampel kota Surabaya. Ada beberapa titik pengukuran kadar polusi di Surabaya,
antara lain: Taman Prestasi, Sukomanunggal, Gayungan, Gebang Putih, Wonorejo,
dan Kebonsari. Hanya beberapa titik, seperti: Taman Prestaso, Wonorejo, dan
Kebonsari yang dapat bekerja sehingga informasi kadar polusi rata-rata tidak
terlalu maksimal.
Tabel 2 Kadar Polusi sampel Kota Surabaya
Jenis Polusi
|
Kadar
|
CO
|
0.232055556
|
NO2
|
0.649011111
|
O3
|
20.06061111
|
PM10
|
3.424277778
|
SO4
|
13.91722222
|
Penggalian kebutuhan emisi gas buang kendaraan bermotor diperoleh
dengan pengambilan data yang diberikan oleh Environation ITS. Emisi gas buang
kendaraan bermotor dibedakan menjadi bahan bakar bensin dan solar. Hasil emisi
untuk masing-masing bahan bakar sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3 dan Tabel
4 berikut.
Tabel 3. Emisi Gas Buang Bahan Bakar Bensin
(Sumber: Environation ITS)
Jenis Polusi
|
Kadar
|
HC
|
98.10822511
|
CO
|
1.183206107
|
CO2
|
18.93636364
|
O2
|
20.14285714
|
Lambda
|
1248.960917
|
Tabel 4. Emisi Gas Buang Bahan Bakar Solar
(Sumber: Environation ITS)
Jenis Bahan Bakar Opasitas
(%)
Solar 61.9157971
·
Analisis Sistem
Dengan perhitungan yang telah ditetapkan pada studi yang dilakukan
oleh Tata mengenai perhitungan Emisi CO2 pada setiap kendaraan
bermotor, sehingga perhitungan untuk setiap fitur diperoleh, sebagai berikut:
1) Sistem menghitung kadar emisi jenis kendaraan roda dua menurut
persamaan (1) yaitu:
𝐸 = 1 𝑥 2203,4 𝑥 0,0266
𝑔
𝐸 = 53,3
𝑗𝑎𝑚.𝑘𝑚
𝑔
1
𝑘𝑚 = 53,3
𝑗𝑎𝑚
𝑔
1 𝑚 = 0,0533
𝑗𝑎𝑚
2) Sistem menghitung kadar emisi jenis kendaraan mobil penumpang
menurut persamaan (1) yaitu:
𝐸 = 1 𝑥 2203,4 𝑥 0,1179
𝑔
𝐸 = 236,3
𝑗𝑎𝑚.𝑘𝑚
𝑔
1
𝑘𝑚 = 236,2
𝑗𝑎𝑚
𝑔
1 𝑚 = 0,2363
𝑗𝑎𝑚
3) Sistem perhitungan konversi jumlah langkah ke dalam emisi
kendaraan berdasarkan persamaan (2).
Apabila seorang pengguna berjalan kaki sebanyak 100 langkah, maka perbandingan
antara emisi kendaraan roda dua dan mobil penumpang diperoleh persamaan: Emisi
Roda Dua:
𝐸 = 𝑠 𝑥 𝑛 𝑥 𝐸𝐹 𝑥 𝐾
𝐸 = 100 𝑥 1 𝑥 2203,4 𝑥 0,0266
𝐸 = 100 𝑥 0,0533
𝑔
𝐸 = 5,33
𝑗𝑎𝑚
Emisi Mobil Penumpang:
𝐸 = 𝑠 𝑥 𝑛 𝑥 𝐸𝐹 𝑥 𝐾 𝐸 = 100 𝑥1𝑥 2203,4 𝑥 1179
𝐸 = 100 𝑥 0,2363
𝑔
𝐸 = 23,63
𝑗𝑎𝑚
Selain itu, kebutuhan fungsional dan fungsional sistem digambarkan
pada Tabel 5 dan 6. Sedangkan use case diagram digambarkan pada Gambar 3 dan 4.
Tabel 5 Kebutuhan Fungsional Sistem
Kode
|
Kebutuhan
|
CPF001
|
Sistem dapat menampilkan halaman login dan register
|
CPF002
|
Sistem dapat menyimpan data pengguna
|
CPF003
|
Sistem menyediakan fitur login tanpa register
|
CPF004
|
User dapat mendaftarkan akun ke sistem
|
CPF005
|
User dapat melakukan login untuk masuk ke menu utama aplikasi
dengan username dan password
|
CPF006
|
User dapat melakukan login untuk masuk ke menu
utama aplikasi tanpa memasukkan username dan password
|
CPF007
|
Sistem menampilkan informasi AQI pada menu utama
|
CPF008
|
Sistem menampilkan report polusi pada menu utama
|
CPF009
|
User dapat melihat informasi Air
Quality Index berdasarkan lokasi pada menu utama
|
CPF010
|
User dapat melihat informasi report polusi pada menu utama
|
CPF011
|
Sistem menampilkan daftar event pada menu Air Campaign
|
CPF012
|
User dapat membagi event ke media lain
|
CPF013
|
User dapat memasukkan event pada kalender Google
|
CPF014
|
Sistem menampilkan sistem gamifikasi berbentuk My Emission
|
CPF015
|
Sistem menampilkan My Walk
Emission pada My Emission
|
CPF016
|
Sistem menampilkan Vehicle
Emission pada My Emission
|
CPF017
|
User dapat meggunakan My
Walk Emission saat berjalan kaki
|
CPF018
|
User dapat menyimpan statistik pada My Walk Emission pada database
|
CPF019
|
User dapat menghitung jumlah emisi pada Vehicle Emission
|
CPF020
|
User dapat menyimpan statistik pada Vehicle Emission pada database
|
CPF021
|
Sistem menampilkan informasi penting mengenai
polusi dan penggunaan aplikasi pada Do
You Know
|
CPF022
|
User dapat melihat informasi penting mengenai polusi dan
penggunaan aplikasi
|
CPF023
|
Sistem menampilkan opsi logout
|
CPF024
|
User dapat keluar dari menu utama aplikasi
|
Tabel 6 Kebutuhan Non-fungsional Sistem
Kode
|
Parameter
|
Kebutuhan
|
CPNF01
|
Availiability (Ketersediaan)
|
Aplikasi selalu tersedia di Google Playstore
|
CPNF02
|
Security (Keamanan)
|
Password secara otomatis terenkripsi oleh
Google Firebase. Setiap data yang dimasukkan memiliki token.
|
CPNF03
|
User Interface Quality
(Kualitas UI Aplikasi)
|
Tampilam aplikasi yang user
friendly dan tidak mengganggu mata
|
CPNF04
|
Realibility (Keandalan)
|
Semua fitur tersedia dengan baik saat digunakan
|
Gambar 3 Use Case Diagram (User) CekPolusi (android)
Gambar 4 Use Case Diagram (Sistem) CekPolusi (android)
·
Desain Sistem
Berikut merupakan hasil desain sistem serta pembuatan prototipe
aplikasi CekPolusi, sebagai berikut:
Gambar 5 Tampilan fitur Home Gambar
7 Fitur Activity Gambar
9 Fitur Let’s Walk
Gambar 6 Tampilan
fitur Do Gambar 8 Air Campaign Gambar 10 Fitur My
Emission You Know Recommendation
Gambar 5 merupakan tampilan fitur Home yang memeberikan informasi kadar polusi udara di tiap daerah
serta sebuah tombol report untuk
melaporkan grafik polusi AQI. Sedangkan Gambar 6 merupakan tampilan fitur Do You Know yang berisi berita terkini
dan pencerdasan seputar lingkungan hidup. Selain itu fitur Do You Know juga akan menjelaskan perhitungan My
Emission dan Let’s Walk menurut
perhitungan yang telah ditentukan sehingga pengguna mampu memahami dan dapat
menghitung secara manual. Selanjutnya, Gambar 7 merupakan salah satu bagian sub
fitur pada bagian Home, yakni Activity Reccomendation. Ketika hasil AQI pada hari tersebut tinggi, maka
secara otomatis diberikan notifikasi
melalui ponsel dan mengingatkan pengguna untuk menggunakan masker,
berhati-hati di rumah, dan lain-lain.
Gambar 8 merupakan fitur Air
Campaign. Fitur ini akan menampilkan berbagai kegiatan seputar lingkungan
hidup sesuai lokasi pengguna. Kegiatan tersebut termasuk Car Free Day, Penanaman tanaman bakau, dan lain-lain. Berikutnya
Gambar 9 merupakan fitur Let’s Walk.
Pengguna yang sedang berjalan kaki dapat mengkonversi banyak langkah ke dalam
kadar emisi kendaraan roda dua dan mobil penumpang. Sistem akan menampilkan
hasil dan perbandingan, sehingga pengguna sama saja dengan membantu pengurangan
polusi udara. Sedangkan Gambar 10 merupakan fitur My Emission yang dibagi menjadi dua, yaitu kendaraan motor dan
mobil. Pengguna memasukkan jarak meter yang telah ditempuh pada mobil maupun
motor. Setelah itu pengguna meng-klik tombol ‘convert’ sehingga sistem
mengkalkulasikan dan menampilkan hasil kepada pengguna. Selain itu, warna hijau
pada fitur My Emission menunjukkan
bahwa pengguna belum tergolong orang yang polutan. Semakin besar angka emisi
kendaraan, maka pengguna tersebut termasuk polutan.
·
Pembuatan dan Implementasi Aplikasi
·
Gambar 11. Arstitektur Aplikasi CekPolusi (android)
Gambar 11 merupakan arsitektur implementasi untuk pembuatan
aplikasi CekPolusi (android). Data didapatkan melalui stasiun pemantau dari
Badan Lingkungan Hidup Surabaya selama 30 menit per rekam. Kemudian, data yang
direkam akan disimpan dalam bentuk .csv. Untuk melakukan sistem otentikasi
(LoginRegister-Logout) dan penyimpanan data polusi ke dalam database, kami
menggunakan Android dengan framework Google Firebase. Aplikasi ini dibangun
menggunakan Android beserta seluruh default
library-nya. Kami menggunakan beberapa framework berupa dependency untuk membuat fitur yang
tidak ada dalam default Androidnya. Picasso adalah framework untuk membuat
gambar fit dengan obyek yang ditempati seperti ImageView atau ImageButton.
Picasso menyediakan fungsi Snapshot yaitu teks tentang semua informasi gambar.
Ini juga menyediakan fungsi unik yang mewakili warna tag pada gambar, dari mana
asalnya. Library Picasso membantu
kita memuat gambar yang bersumber pada android, gambar file dan gambar jaringan
[11, 5]. MPAndroidChart adalah
framework untuk membuat tampilan grafik mengenai data. Bentuk grafik yang
disajikan bermacam-macam seperti Line
Chart dan Bar Chart.
·
Pengujian Sistem
Aplikasi telah melalui tahapan pengujian sistem yang dilakukan
oleh mahasiswa Sistem Informasi Universitas Telkom Bandung. Hasil dokumentasi usability testing kepada pengguna dijelaskan pada Tabel 7 dan Tabel 8.
Tabel 7 Usability testing pengguna 1
1.
Jenis motor ada beberapa
diantaranya bebek, motor gede, dll. Sebaiknya jenis motor bisa ditambahkan
untuk dapat mencakup pengguna aplikasi yang menggunakan jenis motor yang tidak
pada umumnya.
2.
Pemilihan kota sebaiknya
menggunakan tampilan Google Maps agar
lebih menarik.
3.
User interface bisa lebih dikembangkan
lagi agar warna background dasar tidak putih (lebih eye catching).
1.
Sebaiknya perlu adanya
persentase tingkat keparahan perbandingan emisi yang dihemat saat berjalan kaki
dibandingkan ketika menggunakan motor maupun mobil.
2.
Animasi saat pindah dari
fitur Let’s Walk dan Do You Know terasa berat. Lebih baik
size gambar bisa diperkecil.
3.
Penambahan link untuk
download aplikasi ketika pengguna mengundang orang lain (fitur air campaign) yang tidak memiliki
aplikasi.
BAB
III
PENUTUP
Simpulan
CekPolusi adalah aplikasi berbasis Android sebagai sistem yang
dapat menampilkan informasi secara akurat serta interaktif mengenai kualitas
udara, dampak, serta cara mengantisipasinya yang bersifat real time dan dapat
diakses dimana saja dan kapan saja. CekPolusi (android) merupakan project
lanjutan dari CekPolusi web version yang memiliki fitur kampanye udara sehat (air campaign), serta gamifikasi My Emission dan Let’s Walk. Pada aplikasi ini digunakan dua jenis data sebagai
sumber, yaitu data mengenai informasi stasiun pemantau, tingkat konsentrasi
polutan, dan nilai batas toleransi dari Kementrian Lingkungan Hidup kota
Surabaya, dan data mengenai informasi dampak dari masing-masing polutan dan
cara melakukan antisipasi terkait kondisi udara dari Lembaga Kesehatan.
Saran
Beberapa saran untuk pengembangan aplikasi CekPolusi kedepannya
antara lain adalah sebagai berikut:
1) Menambahkan visualisasi My
Emission dan Let’s Walk.
2) Menambahkan sistem Rewarding
bagi pengguna yang paling banyak melakukan aktivitas Let’s Walk.
3)
Bekerjasama dengan event ternama misalnya Event Surabaya,
dll untuk mengajak khalayak umum lebih banyak lagi.
Daftar Rujukan
[1]
T.
Randal, "Breathing Is Deadliest in These 15 Countries," Bloomberg
Business, 17 September 2015. [Online]. Available:
<http://www.bloomberg.com/news/articles/2015-09-16/outdoor-air-pollution-will-kill-6-6-million-people-each-year-by-2050>.
[2]
M.
J and W. ID, "The impact of communicating information about air pollution
events on public health," 27 Agustus 2015. [Online]. Available:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26318685. [Accessed 13 Juni 2017].
[3]
B.
P. Statistik, "Perkembangan
Jumlah Kendaraan Bermotor,"
05 Desember
2014. [Online]. Available:
https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1413.
[4]
A.
T. Aguswati, "EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DAN DAMPAKNYA TERHADAP
KESEHATAN," Health and Human Ecology Journal, 2004.
[5]
I.
Hafidz, K. H. Baskara and N. A. Rakhmawati, "CekPolusi: A Web Application
Development for Visualizing Air Pollution Data (Case Study: The City of
Surabaya)," in 4th REGIONAL CONFERENCE ON NATURAL DISASTER (RCND) 2016 ,
Kuala Lumpur, 2016.
[6]
I.
M. Erwin, B. Sugiarto and I. Sakti, "Rancang Bangun Sistem Monitoring
Kualitas Udara Menggunakan Teknologi Wireless Sensor Network (WSN)," INKOM
Journal, vol. 3, no. 1-2, pp. 90-96, 2010.
[7]
P.
D. L. Tata, "Studi Perhitungan Emisi CO2 Pada Setiap Kendaraan
Bermotor," Jakarta, 2012.
[8]
G.
Zichermann and C. Cunningham, Gamification by Design:Implementing Game
Mechanics in Web and Mobile Apps, CA: O'Reilly Media, 2011.
[9]
E.
Nugroho, "Gamification, Bukan Sekadar Bagi-bagi Poin," 10 June 2013.
[Online]. Available: http://tekno.kompas.com. [Accessed 2017 July 10].
[10]
M.
Fotache and D. Cogean, "NoSQL and SQL Databases for Mobile
Application," Informatica Economica, pp. 41-58, 2013.
[11]
Y.-J.
Song, S.-b. Ou and J.-w. Lee, "An Analysis of Existing Androdid Image
Loading Libraries: Picasso, Glide, Fresco, AUIL and Volley," in
International Conference on Informatics, Management Engineering and Industrial
Application (IMEIA 2016), Phuket, Thailand, 2016.
[12]
P.
Jahoda, "MPAndroidChart," 27 Juli 2017. [Online]. Available:
https://github.com/PhilJay/MPAndroidChart.
Komentar
Posting Komentar